Hari ini 8/2/15
Hari pertama setelah kepulangan Hansen. Sepi kian terasa, entah kenapa meski berbeda keyakinan aku tak mampu membendung kasih sayangku kepada paras mungil yang belum tertoreh dosa itu. Meski mamanya telah mengakui kemurtad-annya namun pengharapanku akan kesadaran terhadap kekhilafannya tak jua pupus. Akupun tak pernah berani menanyakan alasan mengapa dia menjadi murtad. Aku tak ingin terlalu ikut campur. Meski tak jarang juga kami saling bertukar cerita & pengetahuan tentang keyakinan masing-masing. Dia pecinta sejarah. Jadi banyak pengetahuan baru yang aku dapat. Terkadang itu membuatku tertarik untuk menyelami & mencari kebenaran sejarah peradaban terutama yang menyangkut keyakinan. Itu juga yg membuatku jadi menyukai sejarah & menyadarkanku akan masih dangkalnya pengetahuanku tentang agamaku sendiri. Motivasi yang luar biasa membuatku menuntut diri untuk belajar lagi...lagi...dan lagi...
Tapi sehari setelah kepulangannya ke jogja kini aku merasa gairah itu mulai hilang. Siapa lagi yg akan aku ajak berdiskusi? Siapa lagi yang akan menjadi lentera penyemangatku setiap pagi? Kini tak akan lagi aku temukan tangisan mungil itu, senyuman dari mulut kecil itu. Tatapan jernih dari indahnya mata itu. Kehilangan teramat menyesakkan dadaku saat ini. Goncangan emosi yang kapanpun bisa terjadi bagai bom yang setiap saat mengancam jiwa.
3 Buku trakhir yang aku beli sebelum kepulangannya, yang baru aku baca satu dan sampai saat ini belum menyelesaikannya. Akupun beranjak pada buku kedua yang baru aku baca beberapa halaman. Aku tersentak & merasa ada yang aneh. Kenapa aku membeli buku-buku ini? Kenapa dari sekian lama waktu yang aku punya untuk memilih buku, aku memilih ketiga buku ini? Aku amati benar-benar dari judul ketiga buku ini.
Aku tersadar, teramat baiknya Allah terhadap hambanya. Dia selalu memberikan apa yang hambaNya butuhkan bukan apa yang hambaNya inginkan. Sebelumnya aku telah menetapkan buku apa saja yang akan aku beli. Namun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar